CERITA JENAKA TENTANG SEMAR : MENGHITUNG BULU
Pada suatu hari ada tiga orang bijak yang pergi berkeliling negeri untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mendesak. Sampailah mereka pada suatu hari di desa Semar. Orang-orang desa ini menyodorkan Semar sebagai wakil orang-orang yang bijak di desa tersebut. Semar dipaksa berhadapan dengan tiga orang bijak itu dan di sekeliling mereka berkumpullah orang-orang desa menonton mereka bicara.
Orang bijak 1: “Di mana sebenarnya pusat bumi ini?”
Semar: “Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara.”
Orang bijak 1: “Bagaimana bisa saudara buktikan hal itu?”
Semar: “Kalau tidak percaya, ukur saja sendiri.”
Orang bijak 1: (Diam tak bisa menjawab).
Orang bijak 2: “Berapa banyak jumlah bintang yang ada di langit?”
Semar: “Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini.”
Orang bijak 2: “Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?”
Semar: “Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara akan tahu kebenarannya.”
Orang bijak 2: “Itu sih bicara goblok-goblokan. Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai.”
Semar: “Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?”
Orang bijak 2: (Diam tidak bisa melanjutkan).
Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang katanya paling bijak di antara mereka. Ia agak terganggu oleh kecerdikan Semar.
Orang bijak 3: “Tampaknya saudara tahu banyak mengenai keledai, tapi coba saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada ekor keledai itu.”
Semar: “Saya tahu jumlahnya. Jumlah bulu yang ada pada ekor keledai saya ini sama dengan jumlah rambut di janggut Saudara.”
Orang bijak 3: “Bagaimana Anda bisa membuktikan hal itu?”
Semar: “Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, tetapi kalau tidak, saya keliru.”
Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tidak mau menerima cara menghitung seperti itu. Dan orang-orang desa yang mengelilingi mereka itu semakin yakin Semar adalah yang terbijak di antara keempat orang tersebut.
Comments
Post a Comment